PERHIMPUNAN DAN UPACARA JEMAAT KRISTUS (3)

Perjamuan Tuhan

Perjamuan Tuhan adalah upacara jemaat yang kedua. Ini juga ditetapkan oleh Tuhan Yesus (Matius 26:26-28), dipraktekkan dalam jemaat rasuli (Kis.Ras.2:42; 20:7), dan diuraikan di dalam surat I Korintus 11:17-34.

Siapakah yang boleh ikut dalam perjamuan Tuhan ?
Alkitab berkata bahwa Perjamuan Tuhan boleh diikuti bersama-sama oleh orang-orang yang “layak makan dan minum,” ( I Kor.11:27). Pernah saya melihat dalam sebuah kebaktian gereja – semua orang mengambil roti dan anggur tanpa memperhatikan hal ini. Sebaliknya di suatu kebaktian lain kelihatan orang-orang agak takut untuk mengambil Perjamuan Tuhan. Ini kedua-duanya kurang betul. Yang penting setiap orang mesti menanyakan diri sendiri, “apakah saya layak makan dan minum Perjamuan Tuhan ini?”

Memang di dalam dirinya sendiri, tak ada seorangpun yang layak. Sebab sekaliannya sudah berbuat dosa. Tetapi ada sebagian orang yang dilayakkan oleh Tuhan, karena orang-orang itu mencari kebenaran dan perlindungan di dalam Yesus Kristus. Itulah yang dimaksudkan di sini. Orang yang layak ialah orang yang dibenarkan oleh iman kepada Yesus Kristus. Lihat I Korintus 6:9-11. Ayat sebelas ini adalah salah satu yang terindah di dalam Alkitab! Orang yang layak ialah yang telah “disucikan, dikuduskan, dibenarkan" dalam Nama Tuhan Yesus Kristus.

Di samping itu orang yang layak ialah juga orang yang hidup dalam persekutuan dengan Tuhan (I Yohanes 1:6,7). “Jikalau kita hidup di dalam terang ... maka kita beroleh persekutuan . . . ” Walaupun kita sudah dibenarkan, kita wajib berjalan di dalam terang. Jikalau tidak, kita seyogyanya jangan ikut dalam Perjamuan Tuhan. Misalnya, suami istri yang sedang dalam pertengkaran dan belum diselesaikan.

Sebab itulah Alkitab mengatakan – sebelum ikut Perjamuan Tuhan – setiap orang wajib memeriksa atau menguji dirinya sendiri (bukan menguji orang lain). Lihat I Korintus 11:28. Persoalannya, kita terlalu menguji orang lain. Akan tetapi ada terlebih baik Tuhan sendiri menguji orang itu, sedangkan kita menguji diri sendiri saja.

Tanyakanlah pada diri sendiri sebelum kita mengambil bagian dalam Perjamuan Tuhan:
-apakah ada dosa yang belum saya akui kepada Tuhan dan ditinggalkan? -apakah ada sekat dengan saudara seiman yang belum dibereskan? -apakah ada seorang yang belum saya ampuni kesalahannya kepada saya? -dan sebagainya.

Ini penting. Karena apabila Perjamuan Tuhan diikuti secara tidak layak, dapat mendatangkan hukuman kepada kita (I Korintus 11:29-31). "Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal. Kalau kita menguji diri sendiri, hukuman tidak menimpa kita" .

Apakah artinya Makan dan Minum Perjamuan Tuhan?
Pertama sekali harus diperhatikan bahwa Perjamuan Tuhan merupakan suatu lambang saja. Sama seperti baptisan melambangkan kematian, dikubur, kebangkitan dan kehidupan baru; demikian pula roti dan air anggur dalam Perjamuan Tuhan melambangkan tubuh dan darah Yesus yang dihancurkan di Golgota karena dosa-dosa kita.

Ada jemaat yang percaya bahwa ketika diadakan Perjamuan Tuhan, maka roti itu benar-benar menjadi tubuh Tuhan dan air anggur itu benar-benar menjadi darah Tuhan. Itulah sebabnya mereka juga menyebutnya dengan Perjamuan Suci, sebab merasa roti itu adalah tubuh Tuhan yang suci dan air anggur itu adalah darah Tuhan yang suci. Ini tidak benar! Alkitab tidak mengajarkan demikian. Roti itu sama sekali tidak berubah menjadi tubuh Kristus, dan air anggur itu sama sekali tidak berubah menjadi darah Kristus.

Ketika Yesus mengajar murid-muridNya makan dan minum dari roti dan air anggur itu, ia berbicara secara kiasan, “inilah tubuhKu, inilah darahKu,” sama seperti ketika Ia berkata, “Akulah Jalan, Akulah Terang, Akulah Roti Hidup dan sebagainya . . . .” Ketika Yesus berkata, inilah tubuhKu . . . .” tubuhNya itu masih tetap utuh berada pada diriNya, atau “Inilah darahKu . . . .” darahNya itu masih utuh mengalir di tubuhNya tanpa kurang setetespun! Nyata tubuhNya dan darahNya tidak menjadi roti dan anggur, atau sebaliknya, roti dan anggur itu tidak menjadi tubuh dan darah Tuhan. Ini sama seperti ketika Yesus berkata, “Akulah pintu. . . .” ia tidak benar-benar berubah menjadi sebuah pintu, bukan?

Jadi sekali lagi, tubuh dan darah Tuhan cuma dilambangkan saja oleh roti dan air anggur dalam Perjamuan Tuhan tersebut. Atau dengan perkataan lain, roti dan air anggur itu hanya sekedar lambang dari tubuh dan darah Tuhan. Tetapi sebuah lambang yang memiliki arti penting!

Perjamuan Tuhan mempunyai arti suatu peringatan akan Tuhan Yesus (I Korintus 11:24-25).
Yesus berkata, “Perbuatlah ini menjadi suatu peringatan akan Daku. . . .” Sebuah peringatan akan kedatanganNya ke dunia, sengsara dan kematianNya di Golgota karena dosa-dosa kita, kebangkitanNya, dan akan kedatanganNya yang kedua kali nanti ke bumi. Memang kita tidak pernah lupa kepada Yesus. Tetapi Perjamuan Tuhan adalah suatu saat istimewa di mana kita secara khusus mengenang kembali akan Dia.

Perjamuan Tuhan juga mempunyai arti memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang (I Korintus 11:26).
Suatu pemberitaan tentang Tuhan Yesus. Seperti baptisan adalah semacam pengakuan atau pernyataan di depan umum, maka Perjamuan Tuhan adalah suatu pemberitaan bahwa kita tetap bersandar kepada Yesus dan kematianNya bagi keselamatan kita. Bahwa kita tetap beriman kepadaNya. Suatu berita kepada umum. Juga suatu pemberitaan akan pengharapan kita terhadap kedatangan Yesus yang keduakalinya nanti untuk memuliakan kita yang percaya kepadaNya. Harapan akan suatu pesta perjamuan yang mulia di sorga apabila kita telah diangkat ke sana.

Yang terakhir, Perjamuan Tuhan mempunyai arti suatu persekutuan dengan Tuhan Yesus dan dengan segala orang tebusanNya (I Korintus 10:16,17).
Ini merupakan kesaksian tentang satu persekutuan antara orang percaya. Dan juga lambang persatuan seluruh tubuh Kristus. Jadi Perjamuan Tuhan mengingatkan kita akan persatuan kita dengan Tuhan Yesus, dan juga dengan seluruh tubuhNya.

Berapa sering Perjamuan Tuhan harus diadakan?
Alkitab tidak menetapkan dengan jelas. Tetapi apabila kita membaca Kisah Para Rasul 2:42, rupanya pada permulaan Perjamuan Tuhan diadakan setiap hari. Kemudian ada contoh diadakan pada hari Minggu saja (Kis.Ras.20:7). Sebenarnya tidak ada satu petunjuk yang mengikat dalam hal ini. Tuhan Yesus hanya berpesan, “Perbuatlah demikian . . . .”

Barangkali yang patut diingat, apabila Perjamuan Tuhan terlalu sering diadakan, mungkin dapat menyebabkan upacara indah ini kehilangan artinya dan menjadi semacam kebiasaan rutin belaka. Sebaliknya apabila terlalu jarang diadakan, jelas sangat merugikan umat Tuhan sendiri. Barangkali sebulan atau dua bulan sekali itu baik, tetapi ada juga jemaat setempat yang mengadakan seminggu sekali, bahkan tiga atau empat kali saja setahun.

Saya kira setiap jemaat berhak menentukan berapa banyak Perjamuan Tuhan harus diadakan di tempat masing-masing. Dan kenyataannya itulah yang selama ini telah dilakukan oleh jemaat Kristus di seluruh dunia. <>