ORGANISASI JEMAAT KRISTUS (1)

Alkitab memberikan cukup keterangan tentang organisasi jemaat. Organisasi-organisasi gereja yang sekarang ini banyak ragamnya. Tetapi kebanyakan sudah menyimpang jauh dari organisasi menurut Alkitab.

Kita perlu mengetahui bagaimana organisasi jemaat yang ada di dalam Perjanjian Baru. Mengenai apakah organisasi gereja kita persis sama seperti itu atau tidak, terserah kepada masing-masing jemaat. Dan memang tidak ada organisasi gereja yang tepat sama dengan organisasi jemaat Perjanjian Baru. Yang penting kita ingin mengetahui bagaimana cara jemaat di jaman dulu diatur.

Saya yakin Kristus tidak berubah. Dan saya juga yakin bahwa Ia menghendaki supaya kita menyesuaikan aturan gereja sekarang dengan cara Perjanjian Baru. Walaupun tidak tepat sama, namun diharapkan sedapat mungkin mendekati sama.

Bentuk-Bentuk Organisasi Yang Umum

Bagaimana bentuk organisasi yang sekarang pada umumnya ada di gereja-gereja? Ada empat bentuk utama:

Pertama, Kepausan.
Sistem ini dipakai oleh gereja Roma Katolik. Boleh dikata sistem ini adalah semacam kediktatoran. Dipakai secara mutlak di dalam organisasi gereja yang besar ini.

Paus dianggap sebagai wakil Kristus di bumi. Rasul Petrus disebut Paus yang pertama. Kekuasaan Paus ini begitu besar, malah dianggap tidak dapat salah. Apa yang ditetapkan dan apa yang dikatakan Paus ini, oleh orang Katolik dianggap memiliki kuasa yang setara dengan apa yang dikatakan Alkitab. Atau barangkali perkataan Paus lebih besar kuasanya dari pada Alkitab sendiri, apabila Alkitab jarang dibaca.

Sistem tersebut dibangun di atas dasar perkataan Kristus bahwa Ia akan mendirikan jemaatNya di atas “batu karang.” Mereka mengatakan bahwa Petrus adalah batu karang. Sebenarnya nama “Petrus” berarti batu, tetapi batu kecil. Ini lain dari batu karang Yesus, yang merupakan batu yang besar.

Apabila benar bahwa Petrus adalah batu karang yang dimaksudkan oleh Yesus, pasti kita dapat melihatnya di dalam kitab Kisah Para Rasul. Pasti di sana dicatat bagaimana Petrus mempunyai kuasa menetapkan segalanya dan tak pernah salah!

Sebaliknya, kita tahu dari Alkitab bahwa di kemudian hari rasul Paulus menegur Petrus karena Petrus berbuat sesuatu yang salah. Yaitu ketika Petrus berada di tengah-tengah orang bukan-Yahudi (Galatia 2:11-14).

Juga ketika di Yerusalem diadakan semacam konferensi gereja mengenai apakah orang bukan-Yahudi harus disunat atau tidak untuk menjadi Kristen. Memang Petrus ada di sana dan berbicara. Tetapi rasul-rasul dan ketua-ketua yang lain ikut berbicara juga. Malah akhirnya seorang yang bernama Yakobus-lah yang memberikan keputusan (Kisah Para Rasul 15:13-21).

Jelas rasul Petrus bukan semacam “Paus” pertama, yang boleh menetapkan segala sesuatu tanpa salah. Bahkan di dalam surat I dan II Petrus, dengan rendah hati ia menulis supaya kita mengingat apa yang ditetapkan oleh Tuhan. <>