DEFINISI JEMAAT YESUS KRISTUS (3)

Pemakaian Kata Ekklesia Dalam Perjanjian Baru

Ekklesia dipakai dengan dua arti dalam Perjanjian Baru.

Yang pertama, berarti sidang yang tidak kelihatan. Juga disebut sidang umum atau Am. Sidang ini tidak pernah mengadakan kebaktian bersama. Tidak memiliki ketua-ketua. Tidak menjatuhkan disiplin terhadap orang yang berdosa dalam jemaat.

Sidang yang tidak kelihatan ini mencakup semua orang percaya yang sejati. Mungkin di sini ada satu orang percaya, di negara Arab ada sepuluh orang percaya, di Brazilia ada empat orang percaya. Di masing-masing tempat mungkin tidak dapat mendirikan sidang jemaat yang biasa. Tetapi di masing-masing tempat itu ada anggota sidang umum atau Am, yaitu sidang yang tidak kelihatan ini.

Contoh pemakaian kata ekklesia yang berarti sidang umum ini misalnya dalam Matius 16:18 yang sudah kita baca tadi. Di samping itu kata ekklesia dipakai kira-kira 20 kali sebagai sidang umum. Antara lain dalam Galatia 1:13, Efesus 5:25, I Korintus 15:9, dan seterusnya. Paulus berkata: “Aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya” (Galatia 1:13). Jemaat Allah yang dimaksudkan Paulus di sini ialah, ia menganiaya orang-orang Kristen di Yerusalem, orang-orang Kristen di Damsyik, dan sebagainya. Dengan kata lain, ia menganiaya sidang umum.

Sidang ini hanya diketahui persis oleh Tuhan sendiri, dan terdiri dari semua orang beriman dari segala bangsa di sepanjang zaman; dengan perkataan lain, setiap orang yang sudah dilahirkan kembali adalah anggota sidang umum ini. Barangkali orang itu berkulit hitam, atau berkulit kuning, atau putih. Kalau mereka dilahirkan kembali, mereka menjadi anggota sidang umum.

Saudara tidak dapat memilih mereka dan mereka tidak dapat memilih saudara. Allah yang “memilih.” Mereka hanya dapat menerima saudara, dan saudara juga hanya dapat menerima mereka.

Yang kedua, berarti sidang yang kelihatan atau jemaat setempat. Banyak contoh pemakaian kata ekklesia yang berarti jemaat setempat ini. Dalam Perjanjian Baru kira-kira dipergunakan sebanyak 90 kali. Antara lain dalam ayat-ayat Kolose 4:15, I Tesalonika 1:1, Kisah Para Rasul 11:22, 13:1, Galatia 1:2.

Dalam ayat yang terakhir ini Paulus menulis, “ . . . kepada jemaat-jemaat di Galatia.” Sebenarnya Galatia adalah sebuah propinsi atau daerah. Di sana terdapat beberapa jemaat. Dan Paulus menulis surat kepada jemaat-jemaat yang ada di sana. Jadi bukan kepada sidang yang tidak kelihatan.

Contoh lain. Lihat I Tesalonika 1:1. “ Dari Paulus, … kepada jemaat orang-orang Tesalonika . . .” Tesalonika adalah sebuah kota. Mungkin di kota itu ada beberapa perhimpunan orang percaya di beberapa rumah. Tetapi untuk itu Paulus hanya memakai kata “jemaat orang-orang Tesalonika” saja. Mereka semua yang di Tesalonika dianggap satu jemaat. Jemaat setempat.

Di bagian lain Perjanjian Baru malah hanya di sebut jemaat di Efesus, jemaat di Smirna, jemaat di Pergamus, jemaat di Tiatira dan sebagainya (Wahyu ps.2).

Mengapa? Karena pada masa itu belum ada aliran-aliran gereja seperti sekarang ini. Belum ada GPIB, belum ada GKJW, belum ada GPPS atau GPDI atau GBI, belum ada GKT atau GKA atau GKI, belum ada gereja Baptis, belum ada GSPII, dan sebagainya. Yang ada cuma jemaat di satu tempat!

Sidang setempat ini juga hanya diketahui persis oleh Tuhan sendiri. Maksudnya, belum tentu setiap orang yang terdaftar dan dibaptiskan dalam sebuah gereja sesungguhnya terhitung sebagai anggota sidang yang sejati. Hanya orang yang dilahirkan kembali sajalah yang sesungguhnya merupakan anggota sidang yang sebetulnya. Yang lain bukan.

Dalam sidang setempat ini ada orang Kristen yang lemah dan yang kuat. Yang muda rohani dan yang dewasa rohani. Juga menjadi tempat bermacam-macam persoalan dan pergumulan. Sebenarnya mereka sedang disempurnakan. Allah mau sidang setempat mencerminkan sidang umum yang tak kelihatan, yang “tak dapat di kuasai oleh alam maut” itu.

Sidang setempat atau sidang yang kelihatan inilah yang terutama akan menjadi pembahasan kita selanjutnya.

Berapa orang percaya di suatu tempat dapat disebut sidang jemaat setempat? Satu, sepuluh, lima puluh? Alkitab tidak memberi keterangan pasti mengenai jumlah orang yang harus percaya sebelum dapat disebut sebuah sidang atau jemaat setempat.

Namun bila kita melihat Matius 18:20, “Di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam namaKu, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka.” Saya merasa sejumlah dua atau tiga orang percaya sudah merupakan jemaat atau sidang di hadapan Tuhan. Sebab jemaat (ekklesia) berarti “orang-orang yang dipanggil keluar” atau himpunan orang-orang yang mengikuti panggilan Allah.

Walaupun memang, himpunan dua atau tiga orang percaya saja belum dapat dikategorikan sebagai sidang jemaat yang lengkap. Misalnya karena belum mempunyai cukup anggota untuk menetapkan siapa saja yang akan menjadi ketua-ketua, diaken-diaken, dan sebagainya. Ini akan kita bahas nanti.

Jadi, yang penting bukan berapa banyak orang yang harus berhimpun, melainkan orang-orang yang berhimpun itu harus orang-orang percaya! Dua tiga orang yang berhimpun dalam nama Yesus, adalah orang-orang yang menjadi milik Yesus.

Juga tidak terlalu penting bahwa himpunan orang percaya yang masih kecil jumlahnya disebut pos atau cabang, atau apa saja; sedangkan yang sudah besar jumlahnya dan mempunyai ketua-ketua boleh disebut sidang atau gereja.

Yang paling penting ialah bahwa Tuhan Yesus tahu sidang jemaat kepunyaanNya, dan bahwa Dia dapat ada di tengah-tengah himpunan itu! <>