TUGAS JEMAAT KRISTUS (4)

Apakah maksudnya pengawasan?

Pengawasan bagi orang-orang kudus dalam jemaat juga mencakup beberapa faktor. Tidak mudah seorang gembala melakukan pengawasan terhadap anggota-anggotanya. Lebih mudah ia mengawasi penyesat-penyesat dari luar. Itulah sebabnya tugas pengawasan terhadap para anggota ini sering dilalaikan.

Misalnya, kepada anggota jemaat yang rajin ikut kebaktian, yang banyak memberi uangnya, apabila kemudian hidupnya menyeleweng dari Firman Tuhan, sulit sekali si pendeta menegor dia. Atau, Iblis akan membisikkan ke telinga kita, “eh, siapakah engkau yang mau menegor orang lain? Apakah engkau sendiri sudah sempurna? . . .” Memang tidak ada yang sempurna. Tetapi apabila jelas-jelas ada dosa yang nyata di dalam jemaat, maka jemaat setempat mesti bertindak.

Jemaat Kristus adalah jemaat yang suci dan tugas pengawasan jemaat dipercayakan oleh Tuhan kepada jemaat itu sendiri (Matius 18:15-17). Jadi, jemaat setempat mempunyai tanggung jawab untuk mendekati anggotanya yang bersalah. Atau datang kepada anggota yang hampir-hampir jatuh dalam suatu jerat. Dengan mengingat diri sendiri tidak sempurna, dan dengan kasih Tuhan, kita hendaknya menasihati orang itu. “Saudara, kalau seorang kedapatan melakukan suatu pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri” (Galatia 6:1,2).

Tetapi, apa yang sering terjadi di dalam gereja bila ada seorang anggotanya yang hidupnya mulai bermain-main dengan dosa? Bukannya kita datang kepada orang itu langsung untuk menasihati dia, melainkan semua orang di gereja mulai berbisik-bisik satu sama lain mengenai orang itu, tanpa ada seorangpun yang mau menasihati dia. Sebaliknya orang itu malah menjadi bahan pembicaraan semua orang. Ini tidak menolong orang tersebut. Malahan kita justru menjerumuskan dia ke dalam jurang dosa! Betapa sering kita bersalah di hadapan Tuhan dalam masalah seperti ini.

Jemaat yang lalai dalam tugas pengawasan ini – meskipun tugas ini tidak mudah – akan “ketularan dosa” (I Korintus 5:6-7). Misalnya, ada seorang anggota jemaat, bukan salah satu dari majelis, yang mulai dihinggapi kebiasaan minum minuman keras. Apabila ia dibiarkan saja tanpa di dekati, dinasihati dan ditegor, tidak lama kemudian seluruh jemaat dapat menjadi kumpulan para pemabuk. Apabila orang itu kemudian menambah minuman kerasnya dengan rokok, maka seluruh jemaat juga dapat akhirnya menjadi perokok. Nila setitik merusakkan susu sebelanga. Satu dapat merusakkan semuanya.

Pengawasan jemaat mempunyai beberapa tujuan: menyatakan orang yang tidak benar-benar mau bertobat & yang hidupnya hanya senang berada dalam dosa, dan mengeluarkan orang semacam itu dari persekutuan Kristiani (jemaat). Lihat I Yohanes 2:19. Juga mengajar orang percaya – tetapi yang masih main-main dengan dosa – agar ia sadar dan kembali ke jalan yang benar.

Tetapi, bagaimana tugas pengawasan ini dapat dilaksanakan dengan baik?
Alkitab memberikan beberapa petunjuk mengenai pelaksanaan tugas ini :

1.Apabila seorang bersalah, hendaklah ditegor langsung oleh yang mengetahuinya (Matius 18:15-17).
2.Apabila orang itu tidak mau mendengarkan, barulah membawa seorang atau dua orang saksi lain.
3.Apabila ia masih bersikeras dalam dosanya, seluruh jemaat menasihatinya. Apabila tidak berhasil menyadarkan dia, maka ia perlu dikucilkan.
4.Ketua-ketua jemaat setempat wajib mengambil tindakan apabila ada dosa yang nyata dalam jemaat itu (I Kor. 5:3-7).
5.Seorang yang bertobat dari dosanya, wajib diampuni dan disambut lagi (II Korintus 2:6-11).

Pelaksanaan tugas pengawasan ini perlu dalam kaitan dengan kesalahan-kesalahan berikut :

1.Ajaran sesat (Titus 1:13; 3:10). Apabila ada anggota yang terus mengikuti ajaran sesat, misalnya menolak Ketuhanan Yesus dan sebagainya, ia wajib ditegor.
2.Zinah (I Korintus 5:1-5).
3.Dosa terbuka (I Timotius 5:20).

Yang paling penting, dalam melaksanakan tugas pengawasan ini, hendaknya jemaat bertindak dengan adil (I Timotius 5:19), dengan rendah hati (I Korintus 10:12), dengan lemah lembut (Galatia 6:1), dan dengan kasih (I Korintus 13:4).

Jemaat yang setia dalam semua tugas ini, penyembahan, pemberitaan Injil, dan pemeliharaan serta pengawasan, akan sungguh menjadi jemaat yang memuliakan Tuhan (Efesus 1:12). <>